oleh

Puluhan Warga Anak Petai Geruduk PT. EPE (Energi Prima Elektrika) Prabumulih, Pertanyakan CSR dan Tenaga Kerja Lokal

-DAERAH-0 views

INFOMEDIAKOTA, PRABUMULIH — Puluhan Warga RT 03 RW 02 bersama Lurah kelurahan Anak Petai kecamatan Prabumulih Utara kota Prabumulih beserta perangkat Ketua RT RW, geruduk PT.EPE untuk menyampaikan aksi damai unjuk rasa perihal minimnya penerimaan tenaga kerja lokal dan bantuan CSR dalam bentuk pemberdayaan masyarakat sekitar ring 1 kegiatan operasional perusahaan tersebut.Rabu (11/08/22)

Bentuk kekesalan warga ini bukan tanpa alasan aksi spontan terjadi lantaran sebelumnya, permintaan warga untuk audensi bersama menajemen PT EPE di kantor pemerintah kelurahan dan telah di sampaikan melalui surat resmi undangan dari pihak Lurah akan tetapi, tidak direspon oleh perusahaan industri komersial Pembangkit listrik berbahan bakar gas. yang didirikan pada tahun 2005 ini.

Dalam aksi unjuk rasa tersebut sempat terjadi ketegangan antara warga dengan pihak manajemen PT EPE terkait domisili lokasi kegiatan perusahaan berada namun tidak bisa dijawab secara spesifik perihal alamat kegiatan berada oleh Budi Santoso selaku Plant Manager.

Ketegangan dan miskomunikasi akhirnya meredam setelah pihak warga meminta agar pihak perusahaan menyetujui untuk melakukan mediasi di kantor kelurahan Anak Petai sekaligus dapat bersilaturahmi dan dapat melihat langsung dimana keberadaan kantor kelurahan.

Usai audensi pertemuan di Kantor kelurahan, mediasi dipimpin langsung oleh Lurah Anak Petai Tohirin SE, menghasilkan beberapa point permintaan warga yaitu :
1. Perusahaan wajib memprioritaskan kegiatan CSR berbasis pemberdayaan masyarakat di kelurahan anak petai.
2. Untuk kegiatan perekrutan tenaga kerja PT EPE harus berkordinasi dan melaporkan semua kegiatan dengan pihak kelurahan dan RT 03 RW 02.
3. PT EPE berperan aktif pada setiap kegiatan di kelurahan anak petai.
4. Pihak perusahaan memberikan bantuan yang dibutuhkan warga anak Petai RT 03 RW 02.
5 Warga anak petai berkewajiban menjaga kondusifitas dari aktifitas kegiatan PT EPE Prabumulih.

Baca juga  Tegaskan Tim Gugus Tugas Covid-19. Plt.Bupati Muara Enim Memita Lebih Fokus

Ketua RT 03 RW 02 Romli calik saat dibincangi awak media ini mengatakan tuntutan warga terkait tenaga kerja Sampai saat ini belum ada serapan dari warganya begitu penyaluran CSR yang belum maksimal diberikan perusahaan. Dirinya berharap CSR yang di berikan sesuai dengan aturan UU no 40 tahun 2017 terkait tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan terhadap ring satu operasional kegiatan perusahaan.

“CSR itu adalah suatu kewajiban perusahaan sebagai tanggung jawab sosial di lingkungan kerja dan perusahaan wajib menganggarkan 2-3 % keuntungan perusahaan untuk kegiatan CSR, sesuai undang undang no 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas, harapan kami hal tersebut dapat direalisasikan untuk wilayah ring 1, selain itu warga untuk di prioritaskan masalah tenaga kerja,” Ungkap Ketua RT 03 RW 02 sembari mengeluh terkait Jalan lingkungan yang masih tanah liat, belum juga tersentuh pembangunan.

Lanjut Calik menerangkan terkait CSR belum pernah dalam bentuk fisik bangunan namun dirinya tidak menampik memang pernah diberikan bantuan oleh PT EPE, akan tetapi menurut dia dibandingkan dengan keuntungan perusahaan semenjak berdiri di wilayah yang ia pimpin masih dinilai belum sesuai.

“Memang tahun ini mereka kurban di masjid kelurahan anak petai dan pasti tahun depan ke wilayah DKT entah Karana apa seperti itu terus tiap tahun, dan belum pernah ada bantuan dalam bentuk fisik bangunan, tapi kalau penampungan air jenis tedmon ada sekitar sepuluh buah tahun lalu, tentu saya nilai ini belum sesuai jika merujuk pada aturan undang-undang yang ada,” Tandas Calik.

Sementara itu Budi Susanto selaku Plant manager PT EPE kepada Media Kota Ini mengatakan terkait CSR pihaknya telah memberikan bantuan sesuai kemampuan perusahaan, begitu pula terkait rekrutmen Tenaga kerja.

Baca juga  Pemkab. Muara Enim Kembali Raih Daerah Terbaik Penanganan dan Pencegahan Stunting di Sumsel

“Bantuan Sembako, hewan qurban, HUT 17 Agustus, peralatan penampungan air, juga ini sudah bergerak hanya momen kami menyiapkan dana karena birokrasi permohonan persetujuan juga, untuk bantuan fisik bangunan kami sudah lakukan sesuai proposal yang masuk seperti bantuan bahan untuk bangunan masjid. Saat ini serapan tenaga kerja range 1 sudah ada dan sudah 80% tenaga kerja lokal sehubungan 2 teritorial history PT EPE yakni Prabumulih Barat dan utara dan yang lain masih dalam kota Prabumulih, “kata Budi.

Lebih lanjut Budi mengungkapkan. Sebenarnya kalau dari sisi CSR sudah di lakukan, “Hanya aja kalau kegiatan masyarakat pemberdayaan kami akan tingkatkan. untuk kesepakatan tanda tangan (sign) saya belum lakukan apapun harus mengetahui dari atasan, namun terkait permintaan dari item kelurahan kami upayakan tetap terbaik sesuai kemampuan perusahaan,” Ungkapnya.

Budi juga mengucapkan permohonan maaf atas kepada pihak kelurahan terkait permintaan kelurahan karena belum sempat bersilaturahmi dengan pemerintah setempat,

“Mohon maaf juga kami bukan maksud mengabaikan dan mengenyampingkan permintaan kelurahan, hanya momen waktunya saja yang kami mau menghadap saat pemberian CSR HUT RI dan ultah EPE yang baru mau kami gerakan menjelang 17an tersebut,” Ucapnya.

Terpisah Tohirin SE Lurah kelurahan Anak Petai menanggapi aksi unjuk rasa tersebut tegas menyampaikan, perusahan memang harus lebih peka dengan kondisi lingkungan sekitar.

“PT EPE harus tau kondisi lingkungan masyarakat anak petai, dan Wajib dan harus sangat sangat peduli dengan warga sekitar perusahaan,” Pungkasnya seraya menghimbau warganya untuk bersabar menunggu hasil, terkait apa yang telah di sampaikan kepada pihak menajemen perusahaan.(Ar)

Print Friendly, PDF & Email

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.